Blog yg membahas tentang tanaman perkebunan,

Pembibitan Tanaman Kopi

Pembibitan Tanaman Kopi

Tanaman Kopi merupakan tanaman perkebunan yang prospeknya menjanjikan. Tanaman kopi juga sangat familiar di kalangan penduduk Indonesia. Pembibitan tanaman kopi dalam bercocok tanam adalah langkah yang sangat penting. Perbanyakan tanaman kopi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara generatif atau menggunakan biji dan secara vegetatif menggunakan sambungan (grafting/entring) atau stek (cutting). Kedua cara pembibitan tersebut pada dasarnya sama.

Pembibitan Tanaman Kopi
Berikut penjelasannya:

1.    Generatif atau Biji (Zaailing)
Pembibitan dengan cara generatif atau menggunakan biji dilakukan dengan beberapa persiapan. Dimulai dari pemilihan benih dari kebun benih, pembuatan benih, penyimpinan benih dengan cara menyimpan biji ke dalam peti yang diberi lapisan kain yang telah diberi fungisida dengan dosis 1 cc / 100 cm2. Jangan lupa untuk mencampur biji dengan bubuk arang dengan perbandingan 3:1. Cara penyimpanan biji juga harus diperhatikan supaya tidak mengurangi kualitas dari biji itu sendiri. Langkah selanjutnya adalah menyiapkan tempat persemaian, seperti pembuatan dederan dan persemaian benih. Dalam waktu yang bersamaan disiapkan pula tempat pembibitan.

2.    Vegetatif
Pembibitan bila dilakukan dengan cara stek/sambung. Stek atau sambung dilakukan dengan menyambungkan batang bawah dan batang atas yang varietasnya berbeda. Batang bawah adalah bibit yang akan digunakan sebagai batang pokok untuk penyambungan dan okulasi. Kriteria tanaman yang baik untuk dijadikan batang bawah adalah mempunyai daya adaptasi yang luas, mempunyai perakaran yang kuat dan tahan terhadap serangan hama/penyakit yang ada dalam tanah dan dapat tumbuh pada tanah yang keadaannya tidak menguntungkan, mempunyai batang yang kuat, mempunyai kecepan tumbuh yang sesuai dengan batang atas, serta tidak mempunyai pengaruh negatif pada batang atas. Pada bibit sambungan biasanya pada masing – masing batang mempunyai peranan yang berbeda. Batang atas dengan daunnya mengasimilasi CO2 dan membentuk karbohidrat serta auksin. Kriteria tanaman yang baik untuk batang atas adalah berasal dari varietas unggul, sudah berproduksi, bebas dari serangan hama dan penyakit, bisa menyesuaikan diri dengan batang bawah. Batang atas diambil dari cabang – cabang pohon induk. Saat penyambungan antara batang bawah dan batang atas besar dan umurnya harus sama.

Stek atau sambung dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, antara lain:
  •     Sambung Pucuk (Enten)
Sambung pucuk atau enten merupakan penyatuan pucuk dengan batang bawah sehingga terbentuk tanaman baru yang mampu saling menyesuaikan diri secara kompleks. Ada beberapa cara penyambungan yang dapat dilakukan antara lain:
  • Sambung Baji (Wedge Grafting)
Sambung baji merupakan cara penyambungan yang termudah. Cara ini yang paling banyak dilakukan oleh penagkar penangkar bibit. Pada batang atas bagian bawahnya dibuat meruncing 2-3 cm, sedangkan pada batang bawahnya dibuat celah membentuk huruf “V”. Setelah itu batang atas dimasukkan kedalam celah pada batang bawah kemudian diikant.
  • Sambung Baji Terbalik (Interved Wedge Grafting)
Cara penyambungan ini merupakan kebalikan dari sambung celah. Pada batng bawah bagian atasnya diiris meruncing sedangkan batang atasnya dibuat celah seperti huruf “V”, kemudian dimasukkan pada batang atas dan diikat. Setelah itu sambungan tersebut ditutup plastik untuk menjaga kelembaban.
  • Sambung Cumeti
Sambung cumeti ini cocok untuk bibit tanaman yang agak besar yang diameternya sekitar 0,7-1,2 cm. Cara pembuatan ini sangat mudah. Irisan yang dibuat sambungan berbentuk diagonal. Kedua batang yang telah diiris dengan bentuk yang sama ini digabungkan satu sama lain kemudian diikat dengan tali plastik. Agar sambungan kedap udara sebaiknya sambunga ditutup dengan lilin atau malam.
  • Sambung Celah Lidah (Whip and Tongue Grafting)
Metode sambung ini belum digunakan secara luas, karena pelaksanaanya sangat rumit dan sulit. Cara penyambungannya adalah batang bawah diiris diagonal ± 1/3 dari irisan diagonal bagian atas dibuat irisan kebawah lalu keatas lagi, sehingga ditengah irisan diagonal terdapat celah. Pangkal batang atas juga dibuat irisan diagonal, lalu dibuat celah selebar 1/3 dari panjang irisan diagonal. Bentuk irisan batang atas harus sama dengan bentuk irisan batang bawah, agar kedua permukaan ini dapat bertemu dengan tepat. Setelah itu sambungan diikat dan ditanam.  

Semoga artikel ini dapat bermanfaat. Terimakasih... :)


share this article to: Facebook Twitter Google+ Linkedin Technorati Digg
Posted by Unknown, Published at 9:59 PM and have 0 comments

No comments:

Post a Comment